Padi
Ratun merupakan salah satu alternatif yang dapat dikembangkan sebagai tanaman
setelah padi pertama dipanen, karena padi ratun lebih hemat sumberdaya dan
lebih singkat umur panennya. Padi ratun adalah tanaman padi yang berasal dari
tunas yang tumbuh dari tunggul batang yang telah dipanen dan menghasilkan
anakan baru hingga dapat dipanen. Pada umumnya tunas-tunas baru akan muncul
pada ruas terdekat dari bekas potongan, kurang lebih tiga hari setelah batang
padi dipotong. Biasanya pertumbuhan dan kecepatan kematangan padi ratun tidak
seragam, dan hasil yang diperoleh lebih rendah jika dibandingkan dengan tanaman
pertama (transplanting). Akan tetapi, dengan teknologi budidaya yang lebih
baik, produktivitas padi ratun bisa ditingkatkan, sehingga pendapatan petani
juga meningkat. Budidaya padi ratun ini dapat dijadikan sebagai alternatif
untuk meningkatkan intensitas panen, misalnya dari 1 kali menjadi 2 kali atau
dari 2 kali menjadi 3 kali dalam satu tahun.
Persyaratan
teknis Dalam budidaya padi ratun dibutuhkan persyaratan teknis diantaranya
masih tersedia air irigasi setelah tanaman utamanya dipanen dan pengairannya
dapat diatur dengan baik.
Teknologi Budidaya
a.
Keberhasilan budidaya padi ratun sangat bergantung
kepada pengelolaan padi pertamanya, misalnya pengolahan tanah, perataan tanah,
sistem tanam, pemupukan, pengelolaan gulma dan lain-lain. Perataan tanah yang
baik akan memudahkan pengelolaan air, sehingga tanaman tumbuh seragam. Padi
pertama yang ditanam dengan sistem tanam jajar legowo lebih baik jika dibandingkan
dengan sistem jajar tegel.
b.
Saat terbaik untuk panen tanaman padi yang
dipersiapkan untuk padi ratun adalah pada saat tangkai atau batang jerami masih
hijau, bulir padi belum matang penuh dan kering. Sebaiknya pemanenan dilakukan
5 hari sebelum umur panen seperti tertera pada diskripsi varietas., karena pada
kondisi seperti itu, batang padi secara fisiologis masih aktif untuk
pertumbuhan anakan ratun. Jika panen terlambat dapat menyebabkan daya tumbuh
tunas berkurang, dan banyak gabah yang rontok dan pada saat tumbuh nanti akan
menjadi gulma.
c.
Sekitar dua minggu sebelum panen biasanya sawah
dikeringkan untuk menyeragamkan kematangan malai. Untuk keperluan padi ratun,
pengeringan dimaksudkan untuk memperbaiki aerasi tanah, dan menekan perkembangan
hama dan penyakit dalam tanah.
d.
Setelah padi dipanen, sawah segera digenangi, setinggi
± 5 cm selama 2-3 hari, dan kemudian air dikeluarkan lagi. Penggenangan
bertujuan untuk menjaga agar tanah tetap lembab sehingga batang padi yang masih
berdiri tidak kering. Jika pada saat panen air tanah masih dalam kapasitas
lapang, maka tidak perlu lagi digenangi.
e.
Jika kondisi lahan banyak gulma, maka gulma
dibersihkan secara manual. Pembersihan gulma ini penting karena jika tidak
dibersihkan, setelah jerami dipotong, lahan menjadi terbuka, gulma akan tumbuh
lebih cepat dibandingkan tanaman ratun. Pembersihan gulma ini selain bertujuan
untuk mengurangi kompetisi antara padi ratun dengan gulma, juga untuk menekan berkembangnya
hama dan penyakit.
Teknis
Pemotongan Jerami
a.
Pemotongan jerami untuk padi ratun diusahakan dengan
ketinggian pemotongan pendek, yaitu sekitar 5 cm dari permukaan tanah.
b.
Pemotongan jerami dilakukan 7 hari setelah panen. Pada
saat pemotongan jerami, keadaan sawah dipastikan tidak tergenang. Ketinggian
pemotongan jerami dilakukan seragam agar pertumbuhan padi ratun juga seragam.
c.
Potongan-potongan jerami diletakkan di sekitar tunggul
tanaman sehingga menjadi mulsa yang dapat menekan pertumbuhan gulma pada awal
pertumbuhan padi ratun. Selain itu potongan-potongan jerami tersebut ini akan
menjadi bahan organik untuk menambah kesuburan tanah. Potongan-potongan jerami
jangan sampai menutupi tunggul batang padi, jika hal itu terjadi maka tunas baru
tidak akan tumbuh.
d.
Keuntungan ratun pendek secara teknis, yaitu anakan
tumbuh dari bawah dan akar baru juga tumbuh, sehingga anakan tumbuh lebih
banyak dan ketersediaan unsur hara tidak bergantung kepada batang lama, yang
pada akhirnya perttumbuhan dan perkembangan tanaman lebih baik.
Penggenangan
a.
Kurang lebih 7 hari setelah pemotongan jerami,
tunas-tunas baru sudah tumbuh merata menjadi anakan padi. Saat itu lahan sawah
sudah dapat diairi seperti halnya pada tanaman biasa (transplanting).
b.
Penggenangan dimaksudkan tidak hanya untuk memenuhi
kebutuhan air bagi tanaman padi, tetapi juga untuk menekan pertumbuhan gulma.
c.
Pengaturan air pada awal pertumbuhan merupakan kunci
keberhasilan untuk penumbuhan tunas dan anakan.
d.
Sebelum tunas tumbuh secara merata, tidak boleh
dilakukan penggenangan sebab dapat menyebabkan pertumbuhan tunas terlambat dan
bahkan tunggul dapat menjadi busuk.
Pemupukan
a.
Pada dasarnya semua tanaman untuk pertumbuhannya
membutuhkan unsur hara yang cukup. Kekurangan unsur hara menyebabkan
pertumbuhan tanaman terhambat dan pada akhirnya gabah yang dihasilkan juga rendah.
b.
Kebutuhan unsur hara untuk padi ratun yang utama
adalah Nitrogen. Dosis upuk Urea (N) 150 kg/ha + NPK Phonska 100 kg/ha. Urea
diberikan dua kali.
c.
Pemupukan pertama, pada umur sekitar 10 hari setelah
pemotongan jerami, atau setelah sebagian besar tunas baru sudah muncul
kepermukaan, dengan dosis 75 kg/ha Urea + 100 Kg/ha NPK Phonska .
d.
Pemupukan awal ini dimaksudkan untuk memacu
pertumbuhan tunas-tunas baru lebih cepat dan banyak, dengan dengan jumlah dosis
Urea.
e.
Pemupukan kedua, pada saat tanaman berumur 25 - 30
hari setelah pemotongan, dengan dosis 75 kg/ha Urea atau bisa menggunakan indikator
bagan warna daun (BWD).
Penyulaman
a.
Penyulaman dilakukan pada saat tanaman berumur 15 – 20
setelah pemotongan jerami, dengan tujuan untuk menggati tunggul yang tidak
tumbuh.
b.
Untuk penyulaman digunakan rumpun yang anakannya
banyak, dimabil sebagian dari rumpun tersebut dan pindahkan untuk mengganti
rumpun yang kosong atau tidak tumbuh.
Pengendalian
Gulma
a.
Padi ratun pendek, gulma tumbuh lebih lambat karena
tertutup oleh mulsa sisa potongan jerami. Gulma yang tumbuh bukan hanya tanaman
liar, tetapi juga bulir padi panenan pertama yang rontok.
b.
Penyiangan tidak dapat dilakukan dengan landak atau
gasrok, karena di sekitar tanaman terdapat mulsa potongan jerami sehingga
menyulitkan penggunaan alat landak.
c.
Penyiangan dengan landak menyebabkan jerami akan
terdorong dan terkumpul di satu tempat. Oleh karena itu, penyiangan dilakukan
secara manual dengan tangan.
d.
Bersamaan dengan penyiangan dilakukan pembenaman
jerami. Pembenaman sisa jerami dimaksudkan agar proses pelapukan jerami lebih
cepat. Pembenaman jerami dilakukan dengan cara menginjak-injak sehingga tanah
akan menjadi gembur dan melumpur.
e.
Penyiangan dan pembenaman jerami dilakukan pada umur
tanaman 20 - 25 hari, atau dengan memperhatikan kondisi gulma.
Keuntungan
Budidaya Padi Sistem Ratun
a.
Tanpa pengolahan tanah, penyemaian dan penanaman.
b.
Tenaga kerja yang dibutuhkan lebih sedikit.
c.
Biaya pupuk lebih sedikit.
d.
Waktu panen lebih singkat.
e.
Kebutuhan air irigasi lebih sedikit.
f.
Biaya produksi menjadi lebih hemat.