Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

TEKNIK TEPAT BUDIDAYA UDANG BARONG



Teknik Tepat Budi Daya Udang Barong
17 Oktober 2016
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhReezyzdO0LdlnrcTKaI84rsR90OwNYIPZ5QJC6sFitlO8J6VJ4QbOBLvX9GeELSP9HjDpU6PaL4mWBH-34KuQzHkLDf67NzxJA6ryfb5tVul6CwDfSYqp3XSl1LqKOGV3d-GkyLywfVh2/s280/Teknik-Tepat-Budi-Daya-Udang-Barong.jpg
Udang barong merupakan satu dari sekian banyak komoditas perikanan yang memiliki potensi besar dan bernilai eknomis tinggi. Saat ini, permintaan udang barong di pasaran sangat meningkat tajam, bahkan hingga ke pasar ekspor seperti Hongkong, Singapura, Cina, Taiwan, dan Jepang.
Pada habitatnya udang barong mencari makan saat malam hari. Ketika siang hari udang barong lebih suka tinggal di dalam lubang. Pakan udang barong biasanya berupa kekerangan yang berukuran kecil, dan ikan-ikan kecil.
Dari bentuk fisiknya udang barong memiliki cangkang yang keras serta berduri. Memiliki empat pasang kaki renang (pleopod) dan lima pasang kaki jalan (pereipod).
Tingginya permintaan pasar akan lobster laut menjadi tantangan bagi para pebisnis yang tertarik untuk mencoba budi daya udang barong. Untuk dapat menjamin ketersediaannya salah satu hal yang perlu dilakukan oleh para pembudidaya adalah mengembangkan dan meningkatkan produksi udang barong tersebut, berikut ini tahapan budi daya udang barong.
·         Pemilihan lokasi budi daya
Udang barong hidup di perairan laut. Udang ini biasanya mendiami pantai hingga lepas pantai. Jika Anda ingin memulai budi daya udang barong, penempatan keramba jaring apung (KJA) diusahakan pada perairan yang terlindung dari ombak besar dan angin kencang, seperti teluk, selat sempir, dan lagoon, dengan pertukaran massa air cukup bagus dan salinitas >25 ppt. Hingga saat ini masih sangat jarang ditemukan usaha pembenihan udang barong secara khusus sehingga benih udang barong masih didapatkan dari hasil tangkapan.
·         Wadah Budi daya
Terdapat dua model pemeliharaan udang barong dengan keramba jaring apung (KJA) bersekat (sistem baterai) dan tanpa sekat. KJA yang digunakan berukuran 2x2x2 m, pada KJA bersekat, udang barong ditempatkan dalam kamar dengan kepadatan 1 ekor/kamar. Sementara itu, dalam KJA tanpa sekat, udang dipelihara secara massal.
·         Pengelolaan budi daya
Ukuran lobster pada saat penebaran benih berkisar antara 20–50 gram dengan padat tebar, yaitu sekitar 50 ekor/KJA. Selama empat bulan, udang diberi pakan berupa cincangan ikan rucah segar seberat 2–5% bobot total per hari dengan frekuensi pemberian satu kali/hari.
·         Pengendalian hama dan penyakit
Mortalitas yang sering terjadi dalam penampungan disebabkan oleh sifat udang ini yang menjadi kanibal jika terjadi penggantian kulit. Oleh karena itu, budi daya udang barong disarankan untuk dilakukan dengan penyekatan ruangan yang berbentuk kamar-kamar.
·         Panen
Udang barong yang telah dipelihara dari ukuran 20–40 gram dalam KJA dapat dipanen setelah mencapai ukuran 150–200 gram dalam waktu 4–6 bulan. Pemanenan dilakukan dengan cara mengangkat keramba. Selanjutnya, udang barong dipindahkan satu per satu dari tempat pemeliharaannya ke dalam boks styrofoam.
Oleh: 14025 (Aswar)
Sumber : Buku Budidaya 26 Komoditas Laut Unggul, 17 Oktober 2016
http://www.pertanianku.com/teknik-tepat-budi-daya-udang-barong/ (Akses tanggal 18 Oktober 2016, 06.15 WIB)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI SISTEM RATUN




Padi Ratun merupakan salah satu alternatif yang dapat dikembangkan sebagai tanaman setelah padi pertama dipanen, karena padi ratun lebih hemat sumberdaya dan lebih singkat umur panennya. Padi ratun adalah tanaman padi yang berasal dari tunas yang tumbuh dari tunggul batang yang telah dipanen dan menghasilkan anakan baru hingga dapat dipanen. Pada umumnya tunas-tunas baru akan muncul pada ruas terdekat dari bekas potongan, kurang lebih tiga hari setelah batang padi dipotong. Biasanya pertumbuhan dan kecepatan kematangan padi ratun tidak seragam, dan hasil yang diperoleh lebih rendah jika dibandingkan dengan tanaman pertama (transplanting). Akan tetapi, dengan teknologi budidaya yang lebih baik, produktivitas padi ratun bisa ditingkatkan, sehingga pendapatan petani juga meningkat. Budidaya padi ratun ini dapat dijadikan sebagai alternatif untuk meningkatkan intensitas panen, misalnya dari 1 kali menjadi 2 kali atau dari 2 kali menjadi 3 kali dalam satu tahun.
Persyaratan teknis Dalam budidaya padi ratun dibutuhkan persyaratan teknis diantaranya masih tersedia air irigasi setelah tanaman utamanya dipanen dan pengairannya dapat diatur dengan baik.
Teknologi Budidaya
a.       Keberhasilan budidaya padi ratun sangat bergantung kepada pengelolaan padi pertamanya, misalnya pengolahan tanah, perataan tanah, sistem tanam, pemupukan, pengelolaan gulma dan lain-lain. Perataan tanah yang baik akan memudahkan pengelolaan air, sehingga tanaman tumbuh seragam. Padi pertama yang ditanam dengan sistem tanam jajar legowo lebih baik jika dibandingkan dengan sistem jajar tegel.
b.      Saat terbaik untuk panen tanaman padi yang dipersiapkan untuk padi ratun adalah pada saat tangkai atau batang jerami masih hijau, bulir padi belum matang penuh dan kering. Sebaiknya pemanenan dilakukan 5 hari sebelum umur panen seperti tertera pada diskripsi varietas., karena pada kondisi seperti itu, batang padi secara fisiologis masih aktif untuk pertumbuhan anakan ratun. Jika panen terlambat dapat menyebabkan daya tumbuh tunas berkurang, dan banyak gabah yang rontok dan pada saat tumbuh nanti akan menjadi gulma.
c.       Sekitar dua minggu sebelum panen biasanya sawah dikeringkan untuk menyeragamkan kematangan malai. Untuk keperluan padi ratun, pengeringan dimaksudkan untuk memperbaiki aerasi tanah, dan menekan perkembangan hama dan penyakit dalam tanah.
d.      Setelah padi dipanen, sawah segera digenangi, setinggi ± 5 cm selama 2-3 hari, dan kemudian air dikeluarkan lagi. Penggenangan bertujuan untuk menjaga agar tanah tetap lembab sehingga batang padi yang masih berdiri tidak kering. Jika pada saat panen air tanah masih dalam kapasitas lapang, maka tidak perlu lagi digenangi.
e.       Jika kondisi lahan banyak gulma, maka gulma dibersihkan secara manual. Pembersihan gulma ini penting karena jika tidak dibersihkan, setelah jerami dipotong, lahan menjadi terbuka, gulma akan tumbuh lebih cepat dibandingkan tanaman ratun. Pembersihan gulma ini selain bertujuan untuk mengurangi kompetisi antara padi ratun dengan gulma, juga untuk menekan berkembangnya hama dan penyakit.
Teknis Pemotongan Jerami
a.       Pemotongan jerami untuk padi ratun diusahakan dengan ketinggian pemotongan pendek, yaitu sekitar 5 cm dari permukaan tanah.
b.      Pemotongan jerami dilakukan 7 hari setelah panen. Pada saat pemotongan jerami, keadaan sawah dipastikan tidak tergenang. Ketinggian pemotongan jerami dilakukan seragam agar pertumbuhan padi ratun juga seragam.
c.       Potongan-potongan jerami diletakkan di sekitar tunggul tanaman sehingga menjadi mulsa yang dapat menekan pertumbuhan gulma pada awal pertumbuhan padi ratun. Selain itu potongan-potongan jerami tersebut ini akan menjadi bahan organik untuk menambah kesuburan tanah. Potongan-potongan jerami jangan sampai menutupi tunggul batang padi, jika hal itu terjadi maka tunas baru tidak akan tumbuh.
d.      Keuntungan ratun pendek secara teknis, yaitu anakan tumbuh dari bawah dan akar baru juga tumbuh, sehingga anakan tumbuh lebih banyak dan ketersediaan unsur hara tidak bergantung kepada batang lama, yang pada akhirnya perttumbuhan dan perkembangan tanaman lebih baik.
Penggenangan
a.       Kurang lebih 7 hari setelah pemotongan jerami, tunas-tunas baru sudah tumbuh merata menjadi anakan padi. Saat itu lahan sawah sudah dapat diairi seperti halnya pada tanaman biasa (transplanting).
b.      Penggenangan dimaksudkan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan air bagi tanaman padi, tetapi juga untuk menekan pertumbuhan gulma.
c.       Pengaturan air pada awal pertumbuhan merupakan kunci keberhasilan untuk penumbuhan tunas dan anakan.
d.      Sebelum tunas tumbuh secara merata, tidak boleh dilakukan penggenangan sebab dapat menyebabkan pertumbuhan tunas terlambat dan bahkan tunggul dapat menjadi busuk.
Pemupukan
a.       Pada dasarnya semua tanaman untuk pertumbuhannya membutuhkan unsur hara yang cukup. Kekurangan unsur hara menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat dan pada akhirnya gabah yang dihasilkan juga rendah.
b.      Kebutuhan unsur hara untuk padi ratun yang utama adalah Nitrogen. Dosis upuk Urea (N) 150 kg/ha + NPK Phonska 100 kg/ha. Urea diberikan dua kali.
c.       Pemupukan pertama, pada umur sekitar 10 hari setelah pemotongan jerami, atau setelah sebagian besar tunas baru sudah muncul kepermukaan, dengan dosis 75 kg/ha Urea + 100 Kg/ha NPK Phonska .
d.      Pemupukan awal ini dimaksudkan untuk memacu pertumbuhan tunas-tunas baru lebih cepat dan banyak, dengan dengan jumlah dosis Urea.
e.       Pemupukan kedua, pada saat tanaman berumur 25 - 30 hari setelah pemotongan, dengan dosis 75 kg/ha Urea atau bisa menggunakan indikator bagan warna daun (BWD).
Penyulaman
a.       Penyulaman dilakukan pada saat tanaman berumur 15 – 20 setelah pemotongan jerami, dengan tujuan untuk menggati tunggul yang tidak tumbuh.
b.      Untuk penyulaman digunakan rumpun yang anakannya banyak, dimabil sebagian dari rumpun tersebut dan pindahkan untuk mengganti rumpun yang kosong atau tidak tumbuh.
Pengendalian Gulma
a.       Padi ratun pendek, gulma tumbuh lebih lambat karena tertutup oleh mulsa sisa potongan jerami. Gulma yang tumbuh bukan hanya tanaman liar, tetapi juga bulir padi panenan pertama yang rontok.
b.      Penyiangan tidak dapat dilakukan dengan landak atau gasrok, karena di sekitar tanaman terdapat mulsa potongan jerami sehingga menyulitkan penggunaan alat landak.
c.       Penyiangan dengan landak menyebabkan jerami akan terdorong dan terkumpul di satu tempat. Oleh karena itu, penyiangan dilakukan secara manual dengan tangan.
d.      Bersamaan dengan penyiangan dilakukan pembenaman jerami. Pembenaman sisa jerami dimaksudkan agar proses pelapukan jerami lebih cepat. Pembenaman jerami dilakukan dengan cara menginjak-injak sehingga tanah akan menjadi gembur dan melumpur.
e.       Penyiangan dan pembenaman jerami dilakukan pada umur tanaman 20 - 25 hari, atau dengan memperhatikan kondisi gulma.
Keuntungan Budidaya Padi Sistem Ratun
a.       Tanpa pengolahan tanah, penyemaian dan penanaman.
b.      Tenaga kerja yang dibutuhkan lebih sedikit.
c.       Biaya pupuk lebih sedikit.
d.      Waktu panen lebih singkat.
e.       Kebutuhan air irigasi lebih sedikit.
f.       Biaya produksi menjadi lebih hemat.

Sumber : Kiswanto.2015. Teknologi Budidaya Padi Sistem Ratun. <<http://cybex.pertanian.go.id/teknologi/detail/2074/teknologi-budidaya-padi-sistem-ratun>> Diakses tanggal 18 Oktober 2016.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS